Gubernur Nurdin Basirun Buka Festival Pulau Penyengat

oleh -16 Dilihat
oleh

Tanjungpinang – Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Drs. Nurdin Basirun, S. Sos, M. Si, membuka Festival Pulau Penyengat (FPP) tahun 2018, yang berlangsung di Balai Adat Pulau Penyengat Tanjungpinang, Rabu (14/2).

Gubernur yang mengenakan pakaian adat Melayu, membuka festival tersebut sembari mengingatkan masyarakat agar terus menjaga sejarah dan budaya yang ada di Kepulauan Riau. Kalau sejarah dan budaya yang kita miliki tidak kita jaga, maka akan hilang ditelan masa, sebab sejarah dan budaya yang ada saat ini adalah hasil perjuangan para pendahulu kita, yang harus dijaga dan pertahankan,” ujarnya

Gubernur mengungkapkan, Provinsi Kepri banyak memiliki objek wisata bahari yang sangat menakjubkan, seperti Pulau Bawah di Kabupaten Anambas, Kabupaten Natuna yang banyak pulau-pulau, laut yang jernih dengan terumbu karangnya. Ini membuktikan wilayah Kepri tak kalah menakjubkan dengan Raja Ampat, begitu juga Kabupaten Lingga, Karimun, Bintan dan Tanjungpinang yang kaya akan sejarah, budaya, tarian, bahasa, pantun, Gurindam XII, dan magrove, yang bisa kita tampilkan, karena Kepri memang punya daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

“ Objek wisata Kepri bak tampilan teater dari keanekaragaman alam, budaya dan hasil buatan manusia yang dapat dinikmati para wisatawan. Saya yakin, Provinsi Kepri bisa mengejar ketinggalan target kunjungan wisatawan terbanyak di Bali dan Jakarta “, pungkasnya

Menurutnya, pariwisata di Provinsi Kepri bisa terus dikembangkan, asalkan di dorong oleh Pemerintah Pusat, seperti daerah lainnya. Ia ingin, Kepri juga bisa mendapat dukungan itu, terutama untuk kebijakan pariwisata dan infrastruktur lainnya, sebagai langkah pemerintah daerah dalam mengembangkan dan meningkatkan pariwisata di Provinsi Kepri, ” tambahnya

Penjabat (Pj) Wali Kota Tanjungpinang, Drs. Raja Ariza, MM, mengatakan perhelatan festival Pulau Penyengat yang ketiga kali ini, menjadi momen sangat berarti, karena bertepatan dengan Hari Jadi Pulau Penyengat yang jatuh pada 14 Februari. Pulau penyengat adalah indentitas kita, akhir dari sebuah tamadun Melayu yang telah mewariskan beragam budaya yang harus kita lestarikan.
” Beragam bentuk kesenian, upacara adat, permainan rakyat, yang masih kekal hingga saat ini, merupakan bukti budaya dan ekspresi masyarakat terhadap warisan yang kita miliki “, ucap Pj. Wali Kota
Dia berpendapat, perhelatan festival pulau Penyengat ini adalah bukti kuatnya orang Melayu dalam mempertahankan budayanya. Event ini juga, merupakan upaya untuk melestarikan adat tradisi, agar sebagai masyarakat yang berbudaya dapat terus dipertahankan.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Pariwisata RI Bidang Multikultural, Dra. Esthy Reko Astuti, M. Si, mengaku Provinsi Kepri merupakan salah satu daerah ketiga di Indonesia yang terbanyak dikunjungi wisatawan, selain Bali dan Jakarta.
” Ada tiga daerah penyumbang angka kunjungan wisman terbanyak di Indonesia, yaitu Bali, Jakarta, dan Kepri. Untuk itu, Menteri pariwisata sangat konsen dalam pengembangan objek pariwisata di Provinsi Kepri “, katanya
Ia mengutarakan, agar Kepri semakin berkembang dan lebih banyak wisman yang datang, tentu harus ada atraksi dan strategi yang dilakukan untuk menarik wisatawan berkunjung ke Provinsi Kepri, sehingga setiap event harus dikemas secara profesional dan ada inovasi serta kreatifitas yang bisa dikembangkan. Festival Pulau Penyengat merupakan salah satu event pilihan yang sudah masuk dalam kalender wisata Kementerian Pariwisata RI, jadi gelaran festival Pulau Penyengat yang diselenggarakan pada 14 s.d 18 Februari ini,  sudah ditetapkan menjadi event nasional.
” Mudah-mudahan, dengan masuknya event FPP dalam kalender wisata nasional, target kunjungan wisatawan ke Indonesia bisa tercapai “, harapnya
Selama event FPP berlangsung, akan diisi dengan beragam perlombaan seperti, lomba berzanji, lomba membaca Gurindam XII, lomba kompang dewasa klasik, lomba kompang kreasi remaja, lomba syarhil Gurindam XII, lomba busana melayu kreasi, lomba fotografi, lomba bazar kuliner khas Melayu, lomba fashion carnival, dan lomba lagu Melayu
Ada juga permainan tradisional yang dilombakan, mulai dari lomba pangkak gasing, lomba sampan dayung, lomba becak hias, lomba nambat itik, dan lomba pukul bantal.
FPP juga dirangkai dengan penandatanganan piagam Hari Jadi Pulau Penyengat oleh Pj. Wali Kota dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang. Selain itu, penampilan tarian, nyanyian Melayu dan fashion carnaval ikut meriahkan event tersebut.
Usai menyampaikan sambutan, Gubernur didampingi Pj. Wali Kota, Asisten Menteri Pariwisata RI, Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, unsur pimpinan FKPD, LAM, Kepala OPD, serta tetamu Luar Negeri dan Nusantara, memukul kompang sebagai tanda dibukanya FPP 2018.(amr/hms)